Location: kubu raya, kalimantan barat
[Indonesia]
Quburesort merupakan
kawasan Taman Wisata Rekreasi sebagai Objek Wisata yang terpadu berbasis
lingkungan, budaya, dan pemberdayaan masyarakat. Objek Wisata terbaru di
Kalimanatan Barat, khususnya bertempat di Jl. Arteri Supadio No.16, Sungai
Raya, Kabupaten Kubu Raya (depan Komp. Pondok Indah Lestari). QUBU RESORT
adalah perwujudan nuansa Tropical Meningkatkan keselarasan, keserasian, dan
keseimbangan pada kawasan Taman Wisata Rekreasi. Di daerah ini akan dibangun
bebrbagai tempat seperti waterpark, foodcourt, cafe&bar, function hall,
resort, dsb.
[English]
Quburesort is a
Recreational Park as an integrated tourism object based on environment,
culture, and community empowerment. Recent Tourism Objects in West Kalimantan,
especially located at Jl. Supadio Supadio No.16, Sungai Raya, Kabupaten Kubu
Raya (front of Pondok Indah Lestari). QUBU RESORT is the embodiment of tropical
nuance Enhance harmony, harmony, and balance in recreational park area. In this
area will be built bebrbagai place like waterpark, foodcourt, cafe & bar,
function hall, resort, etc ..
Location: pontianak, kalimantan barat.
[Indonesia]
Monumen Sebelas Digulis Kalimantan Barat,
disebut juga sebagai Tugu Digulis atau Tugu Bambu
Runcing atau Tugu Bundaran Untanoleh warga setempat,
merupakan sebuah monumen yang terletak di Bundaran Universitas Tanjungpura,
Jalan Jend. Ahmad Yani, Kelurahan Bansir Laut, Kecamatan Pontianak
Tenggara, Kota Pontianak.
Monumen yang diresmikan oleh Gubernur
Kalimantan Barat H. Soedjiman pada 10 November 1987 ini pada awalnya berbentuk
sebelas tonggak menyerupai bambu runcingyang berwarna kuning polos. Pada
tahun 1995, monumen ini dicat ulang dengan warna merah-putih. Penggunaan warna
merah-putih ini menjadikan sebagian warga menganggap monumen ini lebih mirip lipstik daripada
bambu runcing. Kemudian, pada tahun 2006 dilakukan renovasi pada monumen ini
sehingga berbentuk lebih mirip bambu runcing seperti penampakan saat ini.
Monumen ini didirikan sebagai peringatan
atas perjuangan sebelas tokoh Sarekat Islamdi Kalimantan Barat, yang
dibuang ke Boven Digoel, Irian Barat karena khawatir pergerakan mereka
akan memicu pemberontakan terhadap pemerintah Hindia Belanda di Kalimantan.
Tiga dari sebelas tokoh tersebut meninggal pada saat pembuangan di Boven Digoel
dan lima di antaranya wafat dalam Peristiwa Mandor. Nama-nama kesebelas
tokoh tersebut kini diabadikan juga sebagai nama jalan di Kota Pontianak.
Kesebelas pejuang itu antara lain:
Achmad Marzuki, asal Pontianak, meninggal
karena sakit dan dimakamkan di makam keluarga;
Achmad Su'ud bin Bilal Achmad, asal
Ngabang, wafat dalam Peristiwa Mandor;
Gusti Djohan Idrus, asal Ngabang, wafat
dalam pembuangan di Boven Digoel;
Gusti Hamzah, asal Ketapang, wafat dalam
Peristiwa Mandor;
Gusti Moehammad Situt Machmud, asal
gabang, wafat dalam Peristiwa Mandor;
Gusti Soeloeng Lelanang, asal Ngabang,
wafat dalam Peristiwa Mandor;
Jeranding Sari Sawang Amasundin aliasJeranding
Abdurrahman, asal Melapi, Kapuas Hulu, meninggal karena sakit di Putussibau.
Haji Rais bin H. Abdurahman, asal Banjarmasin,
wafat dalam Peristiwa Mandor;
Moehammad Hambal alias Bung
Tambal, asal Ngabang, wafat dalam pembuangan di Boven Digoel;
Moehammad Sohor, asal Ngabang, wafat dalam
pembuangan di Boven Digoel; dan
Ya' Moehammad Sabran, asal Ngabang,
meninggal karena sakit.
[English]
Monument Eleven
West Kalimantan Digulis, also known as Tugu Digulis or Tugu Bambu Runcing or
Tugu Roundabout Monument by local residents, is a monument located at the
roundabout of Tanjungpura University, Jalan Jend. Ahmad Yani, Kelurahan Bansir
Laut, Pontianak Southeast District, Pontianak City. History Edit The monument
inaugurated by West Borneo Governor H. Soedjiman on November 10, 1987 was
originally shaped eleven milky bamboo-like milestone. In 1995, this monument
was repainted in red and white. The use of red-white color makes some people
think this monument more like lipstick than a pointed bamboo. Then, in 2006
renovation was done on this monument so it shaped more like a pointed bamboo
like the current appearance. This monument was established as a reminder of the
struggle of eleven Sarekat Islam figures in West Kalimantan, who were exiled to
Boven Digoel, West Irian for fear that their movement would spark a rebellion
against the Dutch East Indies government in Kalimantan. Three of the eleven
figures died at the time of exile in Boven Digoel and five of them died in the
Mandor Events. The names of the eleven figures are now immortalized as well as
the name of the street in the city of Pontianak. The 11 fighters include:
Achmad Marzuki, from Pontianak, died of
illness and was buried in a family tomb
Achmad Su'ud bin Bilal Achmad, from
Ngabang, died in the Events of the Mandor Gusti Djohan Idrus, from Ngabang,
died in exile in Boven Digoel
Gusti Hamzah, of Ketapang origin, died in
the Mandor Incident
Gusti Moehammad Situt Machmud, of origin,
died in the Mandor Incident;Gusti Soeloeng Lelanang, from Ngabang, died in the
Mandor Events
Jeranding Sari Amasundin aka Jeranding
Abdurrahman, Melapi origin, Kapuas Hulu, died of illness in Putussibau.
Haji Rais bin H. Abdurahman, of
Banjarmasin, died in the Mandor Incident Moehammad Hambal aka Bung Tambal, from
Ngabang, died in exile in Boven Digoel
Moehammad Sohor, from Ngabang, died in
exile in Boven Digoeland
Ya Moehammad Sabran, from Ngabang, died of
illness.
Location : pontianak, kalimantan barat
[Indonesia]
Rumah Radank adalah sebutan
untuk rumah panjang suku Dayak Kanayatn di provinsi Kalimantan
Barat. Walaupun hanya sebuah Imitasi, tetapi rumah Betang ini, cukup aktif
dalam menampung aktivitas kaum muda dan sanggar seni Dayak.
[English]
Radakng house is a term for the long house
of the Dayak tribe of Kanayatn in the province of West Kalimantan. Although
only an Imitation, but this house Betang, quite active in accommodating the
activities of young and Dayak art studio.
Location: siantan pontianak, kalimantan
barat
[Indonesia]
Tugu Khatulistiwa atau Equator
Monument berada di Jalan Khatulistiwa, Pontianak Utara,
Provinsi Kalimantan Barat. Lokasinya berada sekitar 3 km dari
pusat Kota Pontianak, ke arah kota Mempawah.
Tugu ini menjadi salah satu ikon wisata
Kota Pontianak dan selalu dikunjungi masyarakat, khususnya wisatawan yang
datang ke Kota Pontianak.
Sejarah mengenai pembangunan tugu ini
dapat dibaca pada catatan yang terdapat di dalam gedung.
[English]
Monument located on Jalan Khatulistiwa,
Pontianak Utara, West Kalimantan Province. The location is about 3 km from
downtown Pontianak, towards the city Mempawah. This monument became one of the
tourist icon of Pontianak City and always visited by people, especially
tourists who come to the city of Pontianak. History of the construction of this
monument can be read on the note contained in the building.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar