Kamis, 05 Oktober 2017

lets the Picture explain




Location: kubu raya, kalimantan barat
[Indonesia]
Quburesort merupakan kawasan Taman Wisata Rekreasi sebagai Objek Wisata yang terpadu berbasis lingkungan, budaya, dan pemberdayaan masyarakat. Objek Wisata terbaru di Kalimanatan Barat, khususnya bertempat di Jl. Arteri Supadio No.16, Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya (depan Komp. Pondok Indah Lestari). QUBU RESORT adalah perwujudan nuansa Tropical Meningkatkan keselarasan, keserasian, dan keseimbangan pada kawasan Taman Wisata Rekreasi. Di daerah ini akan dibangun bebrbagai tempat seperti waterpark, foodcourt, cafe&bar, function hall, resort, dsb.

[English]
Quburesort is a Recreational Park as an integrated tourism object based on environment, culture, and community empowerment. Recent Tourism Objects in West Kalimantan, especially located at Jl. Supadio Supadio No.16, Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya (front of Pondok Indah Lestari). QUBU RESORT is the embodiment of tropical nuance Enhance harmony, harmony, and balance in recreational park area. In this area will be built bebrbagai place like waterpark, foodcourt, cafe & bar, function hall, resort, etc ..



Location: pontianak, kalimantan barat.

[Indonesia]
Monumen Sebelas Digulis Kalimantan Barat, disebut juga sebagai Tugu Digulis atau Tugu Bambu Runcing atau Tugu Bundaran Untanoleh warga setempat, merupakan sebuah monumen yang terletak di Bundaran Universitas Tanjungpura, Jalan Jend. Ahmad Yani, Kelurahan Bansir Laut, Kecamatan Pontianak Tenggara, Kota Pontianak.
Monumen yang diresmikan oleh Gubernur Kalimantan Barat H. Soedjiman pada 10 November 1987 ini pada awalnya berbentuk sebelas tonggak menyerupai bambu runcingyang berwarna kuning polos. Pada tahun 1995, monumen ini dicat ulang dengan warna merah-putih. Penggunaan warna merah-putih ini menjadikan sebagian warga menganggap monumen ini lebih mirip lipstik daripada bambu runcing. Kemudian, pada tahun 2006 dilakukan renovasi pada monumen ini sehingga berbentuk lebih mirip bambu runcing seperti penampakan saat ini.
Monumen ini didirikan sebagai peringatan atas perjuangan sebelas tokoh Sarekat Islamdi Kalimantan Barat, yang dibuang ke Boven Digoel, Irian Barat karena khawatir pergerakan mereka akan memicu pemberontakan terhadap pemerintah Hindia Belanda di Kalimantan. Tiga dari sebelas tokoh tersebut meninggal pada saat pembuangan di Boven Digoel dan lima di antaranya wafat dalam Peristiwa Mandor. Nama-nama kesebelas tokoh tersebut kini diabadikan juga sebagai nama jalan di Kota Pontianak. Kesebelas pejuang itu antara lain:
Achmad Marzuki, asal Pontianak, meninggal karena sakit dan dimakamkan di makam keluarga;
Achmad Su'ud bin Bilal Achmad, asal Ngabang, wafat dalam Peristiwa Mandor;
Gusti Djohan Idrus, asal Ngabang, wafat dalam pembuangan di Boven Digoel;
Gusti Hamzah, asal Ketapang, wafat dalam Peristiwa Mandor;
Gusti Moehammad Situt Machmud, asal gabang, wafat dalam Peristiwa Mandor;
Gusti Soeloeng Lelanang, asal Ngabang, wafat dalam Peristiwa Mandor;
Jeranding Sari Sawang Amasundin aliasJeranding Abdurrahman, asal Melapi, Kapuas Hulu, meninggal karena sakit di Putussibau.
Haji Rais bin H. Abdurahman, asal Banjarmasin, wafat dalam Peristiwa Mandor;
Moehammad Hambal alias Bung Tambal, asal Ngabang, wafat dalam pembuangan di Boven Digoel;
Moehammad Sohor, asal Ngabang, wafat dalam pembuangan di Boven Digoel; dan
Ya' Moehammad Sabran, asal Ngabang, meninggal karena sakit.
[English]
Monument Eleven West Kalimantan Digulis, also known as Tugu Digulis or Tugu Bambu Runcing or Tugu Roundabout Monument by local residents, is a monument located at the roundabout of Tanjungpura University, Jalan Jend. Ahmad Yani, Kelurahan Bansir Laut, Pontianak Southeast District, Pontianak City. History Edit The monument inaugurated by West Borneo Governor H. Soedjiman on November 10, 1987 was originally shaped eleven milky bamboo-like milestone. In 1995, this monument was repainted in red and white. The use of red-white color makes some people think this monument more like lipstick than a pointed bamboo. Then, in 2006 renovation was done on this monument so it shaped more like a pointed bamboo like the current appearance. This monument was established as a reminder of the struggle of eleven Sarekat Islam figures in West Kalimantan, who were exiled to Boven Digoel, West Irian for fear that their movement would spark a rebellion against the Dutch East Indies government in Kalimantan. Three of the eleven figures died at the time of exile in Boven Digoel and five of them died in the Mandor Events. The names of the eleven figures are now immortalized as well as the name of the street in the city of Pontianak. The 11 fighters include:
Achmad Marzuki, from Pontianak, died of illness and was buried in a family tomb
Achmad Su'ud bin Bilal Achmad, from Ngabang, died in the Events of the Mandor Gusti Djohan Idrus, from Ngabang, died in exile in Boven Digoel
Gusti Hamzah, of Ketapang origin, died in the Mandor Incident
Gusti Moehammad Situt Machmud, of origin, died in the Mandor Incident;Gusti Soeloeng Lelanang, from Ngabang, died in the Mandor Events
Jeranding Sari Amasundin aka Jeranding Abdurrahman, Melapi origin, Kapuas Hulu, died of illness in Putussibau.
Haji Rais bin H. Abdurahman, of Banjarmasin, died in the Mandor Incident Moehammad Hambal aka Bung Tambal, from Ngabang, died in exile in Boven Digoel
Moehammad Sohor, from Ngabang, died in exile in Boven Digoeland
Ya Moehammad Sabran, from Ngabang, died of illness.


Location : pontianak, kalimantan barat
[Indonesia]

Rumah Radank adalah sebutan untuk rumah panjang suku Dayak Kanayatn di provinsi Kalimantan Barat. Walaupun hanya sebuah Imitasi, tetapi rumah Betang ini, cukup aktif dalam menampung aktivitas kaum muda dan sanggar seni Dayak.
[English]
Radakng house is a term for the long house of the Dayak tribe of Kanayatn in the province of West Kalimantan. Although only an Imitation, but this house Betang, quite active in accommodating the activities of young and Dayak art studio.

Location: siantan pontianak, kalimantan barat

[Indonesia]
Tugu Khatulistiwa atau Equator Monument berada di Jalan Khatulistiwa, Pontianak Utara, Provinsi Kalimantan Barat. Lokasinya berada sekitar 3 km dari pusat Kota Pontianak, ke arah kota Mempawah.
Tugu ini menjadi salah satu ikon wisata Kota Pontianak dan selalu dikunjungi masyarakat, khususnya wisatawan yang datang ke Kota Pontianak.
Sejarah mengenai pembangunan tugu ini dapat dibaca pada catatan yang terdapat di dalam gedung.
[English]
Monument located on Jalan Khatulistiwa, Pontianak Utara, West Kalimantan Province. The location is about 3 km from downtown Pontianak, towards the city Mempawah. This monument became one of the tourist icon of Pontianak City and always visited by people, especially tourists who come to the city of Pontianak. History of the construction of this monument can be read on the note contained in the building.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

English conversation about own blog

Name: Teguh Erwinda( B1011171136) & Juliana Herling ( B1011171144) Tg: hello juli? How are you? Jl: fine. How about you? Tg: me too....